DWISU.WEB.ID,Turunnya Hujan Antara Berkah Dan Cobaan-Turunnya hujan harus kita akui sebagai sebuah nikmat yang tak ternilai yang diberikan oleh Allah SWT yang wajib kita syukuri.Para petani bersuka ria karena sawahnya menjadi subur,mata air kembali mengalir,Hutan-hutan kembali menghijau Suhu udara terasa sejuk.
Namun disisi lain Hujan kerap menjadi musibah misalnya datangnya banjir bandang,longsor dan kalau kita mau berpikir itu bukan salah hujan,manusialah sebenarnya yang menyebabkannya entah karena penebangan liar hutan,pembangunan perumahan yang semakin padat tanpa menyisakan sumber tanah resapan.
Meskipun bukan musibah turunnya hujan bagi sebagian kalangan menjadi sebuah cobaan.Mereka tidak melakukan perusakan lingkungan namun terkena imbas dari turunnya hujan sehingga bisa saya katakan musibah/bencana lebih kearah azab dari Allah sedangkan cobaan lebih kearah teguran dari Allah.
Salah satu pihak yang terkena imbas akibat turunnya hujan adalah para pedagang kaki lima/keliling.Jika turun hujan lebat mereka tidak bisa berjualan apalagi jika biasanya mereka mangkal ditempat-tempat terbuka seperti sekolah atau pasar kaget sehingga praktis mereka tidak mendapatkan penghasilan.
Baca juga :
Ketika Penyakit Lupa Datang Usahapun merugi
Usaha Tidak Selamanya Membawa Hasil Maksimal
Berburu Tempat Mangkal Mini Martabak Baru
Pengalaman merugi akibat turunnya hujan pernah saya alami yaitu saat berjualan martabak mini pada musim hujan tahun lalu dimana baru saja saya datang ke pasar kaget pada sore hari tiba-tiba saja hujan deras disertai angin kencang datang sampai-sampai payung tendanya roboh.Praktis semua pedagang termasuk saya kocar-kacir mencari tempat berteduh dan hujan berlangsung cukup lama sehingga hari itu saya sama sekali tidak mendapatkan penghasilan bahkan merugi karena harus membuang adonan martabak.
Sejak kejadian itu jika saya mau berjualan tapi suasananya mendung saya lebih memilih menunggu tidak buru-buru membuat adonan dulu sampai cuacanya membaik kecuali jika pas berangkat cuaca terang tapi ditengah jalan pas berjualan hujan itu sudah resiko jika memang bisa berjualan saya teruskan jika tidak ya terpaksa tutup.
Musim Penghujan tahun ini sepertinya sudah mulai datang terbukti beberepa kali turun hujan lebat meski tidak sering.Bagi penjual makanan seperti saya dan yang lainnya,turunnya hujan menjadi sebuah momok karena sudah terbayang penghasilan yang biasa didapatkan tidak akan bisa diraih.
Seperti yang terjadi pada Hari Rabu Kemarin,Biasanya pada hari Rabu bisa dibilang puncaknya omset berjualan martabak manis unyil.Saya pernah berhasil menjual 240 potong martabak.Namun sayangnya Pas siang hari turun hujan dan diperparah sore harinya disaat waktunya mangkal dipasar kaget hujan juga akhirnya omset jualan saya menurun drastis.
Saya sadar turunnya hujan bisa menjadi sebuah cobaan bagi saya dan pedagang lainnya dan menguji saya apakah saya bisa bersabar.Masih beruntung saya memiliki sumber penghasilan lainnya bagaimana dengan mereka yang hanya mengandalkan satu usaha saja Bisa jadi hari ini rezeki saya dipatok sebesar itu tapi dikemudian hari ditambah oleh Allah SWT.
Namun disisi lain Hujan kerap menjadi musibah misalnya datangnya banjir bandang,longsor dan kalau kita mau berpikir itu bukan salah hujan,manusialah sebenarnya yang menyebabkannya entah karena penebangan liar hutan,pembangunan perumahan yang semakin padat tanpa menyisakan sumber tanah resapan.
Meskipun bukan musibah turunnya hujan bagi sebagian kalangan menjadi sebuah cobaan.Mereka tidak melakukan perusakan lingkungan namun terkena imbas dari turunnya hujan sehingga bisa saya katakan musibah/bencana lebih kearah azab dari Allah sedangkan cobaan lebih kearah teguran dari Allah.
Salah satu pihak yang terkena imbas akibat turunnya hujan adalah para pedagang kaki lima/keliling.Jika turun hujan lebat mereka tidak bisa berjualan apalagi jika biasanya mereka mangkal ditempat-tempat terbuka seperti sekolah atau pasar kaget sehingga praktis mereka tidak mendapatkan penghasilan.
Baca juga :
Ketika Penyakit Lupa Datang Usahapun merugi
Usaha Tidak Selamanya Membawa Hasil Maksimal
Berburu Tempat Mangkal Mini Martabak Baru
Pengalaman merugi akibat turunnya hujan pernah saya alami yaitu saat berjualan martabak mini pada musim hujan tahun lalu dimana baru saja saya datang ke pasar kaget pada sore hari tiba-tiba saja hujan deras disertai angin kencang datang sampai-sampai payung tendanya roboh.Praktis semua pedagang termasuk saya kocar-kacir mencari tempat berteduh dan hujan berlangsung cukup lama sehingga hari itu saya sama sekali tidak mendapatkan penghasilan bahkan merugi karena harus membuang adonan martabak.
Sejak kejadian itu jika saya mau berjualan tapi suasananya mendung saya lebih memilih menunggu tidak buru-buru membuat adonan dulu sampai cuacanya membaik kecuali jika pas berangkat cuaca terang tapi ditengah jalan pas berjualan hujan itu sudah resiko jika memang bisa berjualan saya teruskan jika tidak ya terpaksa tutup.
Musim Penghujan tahun ini sepertinya sudah mulai datang terbukti beberepa kali turun hujan lebat meski tidak sering.Bagi penjual makanan seperti saya dan yang lainnya,turunnya hujan menjadi sebuah momok karena sudah terbayang penghasilan yang biasa didapatkan tidak akan bisa diraih.
Seperti yang terjadi pada Hari Rabu Kemarin,Biasanya pada hari Rabu bisa dibilang puncaknya omset berjualan martabak manis unyil.Saya pernah berhasil menjual 240 potong martabak.Namun sayangnya Pas siang hari turun hujan dan diperparah sore harinya disaat waktunya mangkal dipasar kaget hujan juga akhirnya omset jualan saya menurun drastis.
Saya sadar turunnya hujan bisa menjadi sebuah cobaan bagi saya dan pedagang lainnya dan menguji saya apakah saya bisa bersabar.Masih beruntung saya memiliki sumber penghasilan lainnya bagaimana dengan mereka yang hanya mengandalkan satu usaha saja Bisa jadi hari ini rezeki saya dipatok sebesar itu tapi dikemudian hari ditambah oleh Allah SWT.
0Komentar
Berkomentarlah sesuai topik No Link No Spam