DWISU.WEB.ID, Belanja Online, Barang Rusak, Ini Pengalaman Toko Online Saya - “Pak ini kok gagang cetakannya patah?” Itu bunyi pesan WA dari pembeli cetakan martabak mini anti lengket Happy Call toko online saya. Mendapatkan pesan ini saya langsung kaget, maklum saja ini pengalaman pertama paket kiriman toko online saya rusak. Awalnya sempat bingung mau bagaimana, untungnya toko online saya sistemnya dropship jadi saya bisa mengadukan permasalahan ini kesupplier saya.
Pesanan cetakan martabak mini ini saya terima tanggal 11 Juli 2018 melalui nomor WA dan hari itu juga pembeli yang berasal dari Cakung Jakarta Timur mentransfer sejumlah uang untuk pembayarannya. Saya langsung memproses pesanan itu dan paket bisa terkirim pada tanggal 12 Juli 2018 menggunakan jasa ekspedisi JNE. Paket cetakan martabak manis mini anti lengket Happy Call Sampai ketujuan pada tanggal 13 Juli jadi hanya 1 hari lebih cepat dari estimasi pengiriman 2-3 hari maklum saja suplier lokasinya ada di Jakarta utara jadi masih satu kota.
Saya langsung menghubungi pembeli dan menginformasikan cetakan martabaknya bisa di-return (ditukar) dengan catatan ongkos kirim ditanggung pembeli. Sesuai arahan dari suplier cetakan yang rusak dikirim kembali ke alamat suplier jadi bukan ke saya setelah sampai baru cetakan pengganti dikirim.
Sekitar tanggal 14 Juli 2018 pembeli mengirimkan kembali cetakan yang rusak ( return) ke alamat suplier dan pada tangal 17 Juli 2018 saya mendapatkan respon dari suplier kalau cetakan pengganti akan dikirim, suplier meminta ongkos kirimnya sebesar Rp.9000. Nah disinilah kendalanya muncul bagaimana caranya saya bisa tranfser sebesar Rp.9000? sedangkan kalau transfer pakai ATM menggunakan bank Mandiri minimal tranfer sebesar Rp.50.000.
Untungnya suplier baik hati dan menyarankan transfer Rp.50.000 nanti sisanya ditransfer ulang ke rekening saya. Akhirnya keesokan harinya atau tanggal 18 Juli saya transfer uang kerekening suplier sebesar Rp.50.000 melalui ATM dan kembali menginformasikan kesuplier kalau sudah transfer.
Ternyata benar beberapa saat kemudian suplier menginformasikan kalau uang kelebihan sebesar Rp.41.000 sudah dikirim kerekening saya. Dari sini saya jadi tahu kalau transfer uang pakai internet banking bisa dibawab Rp.50.000 dan saya jadi terpikirkan untuk menggunakan internet banking saya Karena sebelumnya Internet banking saya hanya saya gunakan untuk cek saldo belum untuk transaksi.
Hari itu juga suplier mengirimkan kembali cetakan pengganti kealamat tujuan sehingga saya bisa sedikit bernafas lega tinggal menunggu cetakannya sampai dan selamat tidak rusak lagi. Setelah paket dikirim baru saya menghubungi pembeli kalau cetakannya sudah dikirim dan saya minta ongkos kirimnya dalam bentuk pulsa biar pembeli tidak susah transfernya dan pembeli langsung menyanggupinya.
Keesokan harinya pembeli menginformasikan kalau cetakan pengganti sudah sampai dengan selamat, Ploong rasanya akhirnya masalah belanja online dan barang rusak bisa terselesaikan dengan baik.
Pengalaman ini tentu menjadi pelajaran bagi saya bahwa bisnis toko online memiliki resiko yang tidak bisa dianggap remeh seperti kerusakan atau hilangnya produk saat pengiriman sehingga saya harus jeli memilih jasa ekspedisi serta pengemasannya yang aman. Saya juga bisa belajar menghadapi komplain pembeli yang baik.
Bagaimana dengan Anda pernahkah mendapatkan pengalaman buruk saat belanja online? Share disini ya!
Pesanan cetakan martabak mini ini saya terima tanggal 11 Juli 2018 melalui nomor WA dan hari itu juga pembeli yang berasal dari Cakung Jakarta Timur mentransfer sejumlah uang untuk pembayarannya. Saya langsung memproses pesanan itu dan paket bisa terkirim pada tanggal 12 Juli 2018 menggunakan jasa ekspedisi JNE. Paket cetakan martabak manis mini anti lengket Happy Call Sampai ketujuan pada tanggal 13 Juli jadi hanya 1 hari lebih cepat dari estimasi pengiriman 2-3 hari maklum saja suplier lokasinya ada di Jakarta utara jadi masih satu kota.
Suplier Memberikan Garansi Kerusakan Produk
Penjelasan dari Suplier Alhamdulillah membuat saya lega ternyata suplier mau mengganti cetakan yang rusak tersebut padahal kerusakan tersebut kemungkinan besar karena proses pengiriman sehingga saya bisa sedikit tenang. Satu hal yang membuat saya tak habis pikir kiriman ke kota Makasar yang jauh bisa selamat tapi ini kok yang masih sekota Jakarta malah rusak?.Saya langsung menghubungi pembeli dan menginformasikan cetakan martabaknya bisa di-return (ditukar) dengan catatan ongkos kirim ditanggung pembeli. Sesuai arahan dari suplier cetakan yang rusak dikirim kembali ke alamat suplier jadi bukan ke saya setelah sampai baru cetakan pengganti dikirim.
Sekitar tanggal 14 Juli 2018 pembeli mengirimkan kembali cetakan yang rusak ( return) ke alamat suplier dan pada tangal 17 Juli 2018 saya mendapatkan respon dari suplier kalau cetakan pengganti akan dikirim, suplier meminta ongkos kirimnya sebesar Rp.9000. Nah disinilah kendalanya muncul bagaimana caranya saya bisa tranfser sebesar Rp.9000? sedangkan kalau transfer pakai ATM menggunakan bank Mandiri minimal tranfer sebesar Rp.50.000.
Untungnya suplier baik hati dan menyarankan transfer Rp.50.000 nanti sisanya ditransfer ulang ke rekening saya. Akhirnya keesokan harinya atau tanggal 18 Juli saya transfer uang kerekening suplier sebesar Rp.50.000 melalui ATM dan kembali menginformasikan kesuplier kalau sudah transfer.
Ternyata benar beberapa saat kemudian suplier menginformasikan kalau uang kelebihan sebesar Rp.41.000 sudah dikirim kerekening saya. Dari sini saya jadi tahu kalau transfer uang pakai internet banking bisa dibawab Rp.50.000 dan saya jadi terpikirkan untuk menggunakan internet banking saya Karena sebelumnya Internet banking saya hanya saya gunakan untuk cek saldo belum untuk transaksi.
Hari itu juga suplier mengirimkan kembali cetakan pengganti kealamat tujuan sehingga saya bisa sedikit bernafas lega tinggal menunggu cetakannya sampai dan selamat tidak rusak lagi. Setelah paket dikirim baru saya menghubungi pembeli kalau cetakannya sudah dikirim dan saya minta ongkos kirimnya dalam bentuk pulsa biar pembeli tidak susah transfernya dan pembeli langsung menyanggupinya.
Keesokan harinya pembeli menginformasikan kalau cetakan pengganti sudah sampai dengan selamat, Ploong rasanya akhirnya masalah belanja online dan barang rusak bisa terselesaikan dengan baik.
Pengalaman ini tentu menjadi pelajaran bagi saya bahwa bisnis toko online memiliki resiko yang tidak bisa dianggap remeh seperti kerusakan atau hilangnya produk saat pengiriman sehingga saya harus jeli memilih jasa ekspedisi serta pengemasannya yang aman. Saya juga bisa belajar menghadapi komplain pembeli yang baik.
Bagaimana dengan Anda pernahkah mendapatkan pengalaman buruk saat belanja online? Share disini ya!
0Komentar
Berkomentarlah sesuai topik No Link No Spam