DWISU.WEB.ID – Seandainya boleh memilih kami mungkin akan
mencari pekerjaan lain dari pada menjadi pedagang kaki lima namun karena Nasib
kami kurang beruntung apa boleh buat menjadi pedagang kaki lima menjadi sebuah pilihan
terbaik. Bisa jadi inilah alasan kenapa banyak orang yang memilih menjadi
pedagang kaki lima.
Memang pedagang kaki lima banyak kelebihannya seperti
modalnya kecil, tidak perlu bayar sewa, lokasinya ramai, keuntungannya
menjanjikan. Namun keberadaan pedagang kaki lima ini kerap dituding menjadi
biang masalah seperti kemacetan, Sampah, Kumuh, pungli dan lain-lain. Tak heran
jika kemudian terjadi penertiban pedagang kaki lima.
Tak jarang profesi sebagai pedagang kaki lima ini menjadi
tumpuan hidup untuk menghidupi keluarga. DILARANG BERJUALAN DISINI menjadi momok yang
menakutkan bagi pedagang kaki lima bagaimana tidak itu sama artinya sumber
penghasilan terhenti. Larangan berjualan ini bukan tanpa alasan seperti karena menggunakan
fasilitas umum, mengganggu ketertiban, bukan peruntukannya atau membuat macet.
Saya kebetulan sudah sekitar 2 tahun berprofesi sebagai
pedagang kaki lima. Saya jualan camilan martabak manis mini. Namanya juga
pedagang kaki lima tempat saya berjualan Cuma dilahan kosong seperti didepan
Sekolah atau Pasar kaget.
Setiap pagi saya berjualan disebuah sekolah swasta sebelum
jam masuk sekolah yaitu jam 7.00, kebetulan sekolah tersebut melarang siswanya
jajan diluar sekolah saat jam istirahat jadi sebelum jam masuk ada sebagian
siswa yang memilih jajan dulu untuk bekal atau ada juga yang langsung dimakan
untuk sarapan.
Saya sudah berjualan disekolah tersebut sekitar 1 tahun dan
Alhamdulillah laku meski Cuma puluhan martabak mini yang bisa terjual.
Disekolah tersebut saya berjualan disamping kanan gerbang sekolah yang berada sisi
jalan perumahan tapi bukan jalan utama. Sekolah tersebut siswanya cukup banyak
dan setiap hari sebelum jam masuk cukup ramai karena tak jarang siswa yang
diantar orang tuanya menggunakan motor.
Hal inilah yang seringkali menjadi penyebab jalan perumahan
menjadi macet karena banyak pengantar yang parkir didepan atau samping sekolah
tidak langsung pulang. Situasi inilah yang kemudian dikeluhkan oleh warga perumahan
yang berada dibelakang sekolah karena jalanan menjadi macet walaupun sebentar karena
setelah Bel Masuk jalan kembali sepi.
Baca Juga : Pengalaman Menekuni Usaha Martabak Mini Unyil
Kami Mau Cari Rizki Bukan Cari Masalah
Selama setahun saya berjualan disampaing sekolah tersebut
belum pernah saya dengar ada komplain dari warga perumahan atau sekolah jadi
saya bisa jualan dengan tenang. Namun ketenangan itu terusik dimana beberapa hari
yang lalu atau tepatnya hari Senin 27 Agustus 2019 saya dilarang berjualan ditempat
biasanya. Menurut informasi yang dari seorang teman pedagang, larangan jualan tersebut
buntut dari komplain warga perumahan.
Larangan berjualan ini tentu mengagetkan saya karena saya
sudah dikenal pelanggan jualannya disitu. Untungnya larangan tersebut hanya
disisi samping sekolah, saya masih tetap bisa berjualan didepan gerbang sekolah
atau disisi jalan utama perumahan. Hanya saja lahannya terbatas jadi saya harus
berbagi tempat dengan beberapa pedagang kaki lima lain seperti Tukang Mainan,
Takoyaki, Crepes, Burger, Marabak Telor, Sempol. Lokasi saya jualan jadi semakin
jauh dengan pintu gerbang.
Hal ini tentu cukup mempengaruhi omset karena biasanya
pembeli bisa dengan mudah membeli martabak manis mini tapi sekarang harus jalan
lebih jauh dan lebih sumpek. Saya Cuma bisa pasrah jika nantinya omsetnya
berkurang. Untungnya yang jualan didepan gerbang ada yang libur jadi walaupun
selama seminggu jualan dilokasi yang baru omsetnya masih tetap. Saya tidak tahu
bagaimana kalau semuanya jualan??? namun teman saya yang tadinya jualan
disamping saya mengeluhkan penurunan omset.
Sebagai Rakyat kecil tentu saya dan teman-teman pedagang
kaki lima sangat kecewa dengan sikap warga yang melarang untuk jualan disamping
sekolah karena kami Cuma cari rizki untuk menafkahi keluarga bukan cari
masalah. Toh kalau memang menyebabkan macet itu hanya sebentar paling-paling
5-10 menit dan itu saja mobil masih bisa lewat dan tak segan-segan kami pedagang
juga ikut turun tangga mengatasi jika ada kemacetan.
Mungkin karena kebanyakan warga perumahan adalah buruh
pabrik yang tidak perlu pusing jualan, cukup datang kepabrik, kerja lalu dapat
gaji. Coba kalau mereka suatu saat kena PHK seperti saya atau pensiun lalu harus
mencukupi kebutuhan keluarga mungkin mereka baru menyadari kalau menjadi
pedagang kaki lima itu bisa menjadi solusi dari pada menganggur.
Kejadian ini sekaligus menjadi pelajaran bagi saya jika
masih mau jualan martabak manis mini dengan tenang saya harus mulai memikirkan sewa tempat. Meskipun lebih susah
dan butuh modal namun jika sudah rezekinya Insya Allah akan tetap
menguntungkan.
Saya juga bersyukur bisa mencari penghasilan dari Internet
baik melalui Blog, YouTube maupun toko online karena saya tidak perlu pusing
mencari lokasi jualan/sewa tempat. Sudah saatnya saya memaksimalkan aset online
yang ada untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar syukur-syukur bisa
menjadi fulltime Internet Marketer.
Semoga Bermanfaat!
0Komentar
Berkomentarlah sesuai topik No Link No Spam